Sabtu, 23 September 2017

Refleksiku: Pencapaian 100 Headline dan Kue Bulan


Seperti perjalanan besar yang memakan waktu cukup panjang, pasti suatu saat akan berhenti, lalu beristirahat sebentar. Begitu pun dengan menulis, aku akan berhenti, dan merefleksi apa yang ku perbuat, dan kucapai selama ini.

Minggu lalu, sewaktu saya ke kota, kembali lagi singgah ke supermarket terbesar dan terkenal di kota itu. Di sana, terpajanglah berbagai macam kue bulan yang sangat penting bagi warga Tionghoa.

Kue bulan? Itu lho, kue yang biasa disajikan pas Festival Musim Gugur. Walaupun kue tersebut bikin saya tertarik, tapi bukan karena ingin ikut-ikutan merayakannya, ya!

Sayangnya, karena harganya lumayan mahal, per buahnya seharga Rp 20.000, ya udah deh, terpaksa ditunda dulu.

Dari situlah, justru muncullah sebuah janji dari hati saya, kalau jumlah artikel yang dinilai headline di blog Kompasiana-ku genap 100, saya akan dibelikan hadiah untuk diri sendiri; Kue Bulan!

Tentu, bagaimana tidak, hadiah tersebut justru memacuku untuk semangat menulis dan menulis lagi; memberi yang terbaik. Alhamdulillah, kini artikel headline-ku di K ini sudah genap seratus ("nyusul" Bang Bo yang lebih dulu meraih jumlah serupa), berkat artikelku tentang rasa malu. Jumlah yang tidak mudah untuk meraihnya, apalagi diriku yang notabenenya anak rumahan!

Lagi pula, blogger K yang meraih jumlah ratusan headline, masih sangat sedikit, 'kan?

Yang paling menggembirakan lagi, artikelku ini akhirnya terpilih untuk ikut masuk ke aliran berita yang ditampilkan Kompas.com waktu itu (bersama dengan artikel lain dari Pak Bamset), bukan di kolom Kompasiana! Duuh... senangnyaaa!


Nah, atas pencapaian itu, hari ini akhirnya janjiku untuk menikmati kue bulan akhirnya terwujud juga. Waktu di meja kasir, kasir yang tak lain adalah teman SMP-ku bertanya "Kamu beli kue Cina ya? Buat apa?"

Terus saya jawab: Enggak, saya memang suka kue, kok.

Oke, lanjut....

Ya, bukan perkara gampang untuk meraih "artikel yang terbaik, dari yang terbaik", yang berhak menduduki bagian paling atas dari platform blog milik KG ini. Di balik itu, tersimpan segala perjuanganku untuk bisa meraihnya. Mulai dari riset, perenungan, dan banyak membaca, tidak cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman. Bahkan, ada juga artikel headline yang didapatkan justru dari luar rumah, dan melibatkan percakapan bersama teman!

Terus, waktu menulis. Pernah saya menulis salah satu artikel yang butuh waktu lebih dari sehari, lalu hasilnya nyaris sempurna dibanding artikel-artikel yang muncul setelahnya. Dari situlah saya dapat pelajaran, kalau ingin menulis sempurna, harus pelan-pelan, jangan nulis cepat kayak kejar tayang!

Lalu, tantangan saya saat menulis itu, melawan rasa malas. Setiap saya belajar materi untuk menulis kadang rasanya malaaaas sekali, dan ujung-ujungnya baca informasi lain. Tapi, kadang informasi tersebut, alhamdulillah-nya bisa kepake juga. Kadang pula, saya sampai lupa cari info lain, yang ternyata sangat penting saat nulis. Itulah yang saya sesalkan.

Tapi, kadang-kadang sebenarnya "rasa malas" itu, sambil baca-baca materinya, karena takutnya saya enggak siap saat menulis, bukan?

Terus, kalau teringat pembaca setia, alias fans tulisanku? Boro-boro ingat, kenal aja enggak. Teman-temanku juga tidak banyak yang tahu saya itu sebenarnya menulis. Ah, biarkan saja. Menceburkan diri ke dunia kepenulisanku yang sunyi memang enak bagiku yang suka menyendiri.

Yang penting, saya ingat motivasi terbesarku untuk terus menulis, seperti yang pernah saya tuliskan di artikel ini.

Mungkin, selain di artikel ini, mungkin saya akan berencana untuk instropeksi diri besar-besaran terkait dengan belajar menulis, lalu perbaikan ke depannya baagaimana....

***

Ternyata, dari kegiatan menulis, saya jadi tersadar, akan pentingnya belajar, lalu menerapkan ilmunya agar tak terbuang sia-sia. Kemudian memacu diri untuk rajin membaca, itu pasti. Dan yang pasti, menyelamatkan diriku dari kegiatan dan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Nah, habis pencapaian 100 headline ini, saya putuskan akan berjalan; mengalir apa adanya saat diriku meneruskan dunia menulis. Mungkin, saya akan menerapkan metode 'pelepasan' saat posting tulisan ala Gobind Vashdev.

Dan, tentu saja saya akan menulis dengan pelan-pelan, siap akan materinya, dan (berusaha) dengan cara yang jujur dan tampil sempurna, serta mempertahankan tema kepenulisan saya, walaupun saya tidak lagi menulis hal-hal yang dianggap makruh dan haram dalam pandangan keyakinanku; pokoknya harus diperketat lagi deh!

Satu lagi, tahun depan, akan disediakan bulan khusus untuk mem-posting artikel hasil perjalananku ke Palembang saat Asian Games, tepatnya pada bulan Agustus. Dan saya memang sedang merencanakan impianku ini, insyaAllah saya akan menyaksikannya di sana! Do'ain ya, pembaca....

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Anak rumahan yang kadang rindu plesiran & jalan-jalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar