Minggu, 10 Januari 2016

Tagged Under:

Alasan Mengapa Pelajaran TIK Perlu Dihidupkan Kembali

Share
Sumber gambar: wallpaperswide.com

Membaca berita tentang petisi para guru TIK, dari salah seorang Kompasianer, untuk mengembalikan pelajaran TIK sebagai pelajaran di sekolah, memang saya diacungi jempol. Bagaimana tidak, Ilmu komputer sangat penting untuk diajarkan para siswa, terlebih di negara-negara maju, Computer Science telah dimasukkan dalam pelajaran yang diajarkan di sekolah yang terdapat di negara tersebut.

Padahal, di Indonesia, telah banyak perguruan tinggi yang mengajarkan Ilmu Komputer. Bahkan sudah banyak siswa-siswi yang mengikuti Olimpiade tentang Komputer. Lha, masak sampai saat ini Kemendikbud menghapuskan pelajaran TIK terus diganti dengan Prakarya?

Nah, dalam pembahasan kali ini, akan dijelaskan mengapa pelajaran TIK perlu dihidupkan kembali:

1. Agar memudahkan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah dan agar terhindar dari gagap teknologi

Hei! Zaman sekarang tuh ya, sudah zamannya teknologi. Penguasaan TIK harus menjadi nomor satu, dan harus diberikan pada siswa-siswi yang sedang menjalankan pendidikan, terutama SMP dan SMA. Mengapa? Karena bakal ada tugas-tugas yang mesti bersentuhan dengan komputer, misalnya ya, laporan atau makalah, ngirim tugas lewat e-mail ke gurunya, membuat materi presentasi di depan kelas lewat aplikasi Microsoft PowerPoint, sampai ujian CBT pun harus bisa mengoperasikan komputer. Kan lucu jika hendak melakukan kegiatan yang penting tanpa memahami dasarnya?

Selain itu, dengan diajarkannya TIK, para siswa di sekolah dapat terhindar dari “penyakit” gagap teknologi. Nah, “penyakit” gagap teknologi merupakan persoalan besar yang harus dibasmi di abad 21 ini.

2. Masih banyak siswa yang kurang paham mengoperasikan komputer

Memang zaman sekarang ya, semua bisa dipelajari dasar pengoperasian komputer lewat literatur. Padahal, tidak semua siswa bisa paham pengoperasian komputer dengan satu cara belajar saja (lewat buku, misalnya) Masih ingat gak, gaya belajar visual-audio-kinestik? Bagi siswa yang gaya belajarnya butuh penjelasan dan peragaan, mereka ya sudah pasti, dalam belajar komputer membutuhkan guru TIK. Coba kalau tak ada guru TIK? Ya, sudah pasti akan tetap kesulitan, bukan?

3. Tidak semua siswa memiliki komputer pribadi di rumah, juga tidak semua sekolah memiliki fasilitas lab komputer

Memang, tidak semua rumah tangga di Indonesia memiliki komputer pribadi, minimal laptop di rumah. Tentu, ini dikarenakan harga laptop di Indonesia, harganya jutaan rupiah. Sedangkan, masih banyak jutaan warga miskin yang penghasilannya hanya cukup untuk makan saja. Jangankan biaya sekolah, beli laptop saja uangnya tidak cukup!

Apalagi sekolah-sekolah di daerah yang tidak memiliki fasilitas komputer. Setidaknya, untuk membeli puluhan unit komputer, perlu biaya banyak, puluhan juta, jika tidak disubsidi pemerintah! Kecuali, kalau dapat bantuan komputer dari pemerintah dan para dermawan....

Nah, untuk menyukseskan pembelajaran TIK, setidaknya harus dibutuhkan ketersediaan listrik yang cukup. Bagaimana tidak, lha listrik di Indonesia masih menjadi persoalan besar yang tak kunjung selesai. Pemadaman listrik masih terjadi di mana-mana. Jadi, dengan dihidupkannya TIK, diharapkan pemerintah agar secepatnya menyediakan layanan listrik yang memadai dengan memperbaiki infrastrukur di bidang kelistrikan. Atau dengan bantuan masyarakat, pejabat pemerintahan, dan pihak terkait serta PLN untuk menghasilkan energi alternatif, boleh juga! Semoga krisis listrik bisa segera diakhiri, ya!

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini