Senin, 08 Februari 2016

Berburu Buku Murah di Gramedia Pink Festival

Februari 08, 2016 Nahariyha Dewiwiddie

Seperti yang pernah saya bahas di blog sebelumnya, kali ini saya berusaha untuk datang ke bazar buku yang diadakan oleh Gramedia. Dan mimpi saya, akhirnya terwujud! Terlebih, kegiatan bazar buku tersebut telah disiarkan di Kompas TV Lampung. waaah, rasanya ingin mengalaminya langsung. Haha.

Setelah saya menabung, mengumpulkan uang, akhirnya pada tanggal 3 Februari, saya bersama mama pergi ke Toko Buku Gramedia Tanjung Karang, tempat mengadakan bazar buku yang bertajuk Pink Festival itu. Yaa seperti biasa, berangkatnya naik mobil travel dengan butuh waktu tempuh selama 2 jam, meskipun sempat diminta menunda kepergiannya, tapi demi jalan-jalan dan buku, rasanya tidak tertahankan lagi untuk segera kesana... huuuh dasar! *berusaha sabar*

Sesampainya di sana, saya langsung melihat-lihat bukunya. Waaah, banyak yang bagus-bagus! Saya aja bingung milih buku yang mana. Apalagi melihat isi cover dan bukunya yang warna-warni dan ada gambarnya, yang bikin saya tergoda untuk segera mengambilnya. Selain itu, kualitas buku-buku yang dijual di bazar Gramedia inilah yang membuat saya semakin tertarik untuk segera kesana. Kalau buku-buku yang dikonsumsi berkualitas, semakin bermutulah pikiran dan tulisan kita. Setujuu?

Nah, jika dibandingkan dengan bazar buku yang diadakan di kota terdekat saya, Metro, memang banyak buku yang dipamerkan, tapi yang diterbitkan oleh penerbit ternama alias mayor yang bermutu kayak penerbit Kompas Gramedia Grup dan Mizan, malah jarang ditemui. Sudahnyaaa minta ampun! Tapi beruntung lho, ada bazar buku satunya di Gedung Wanita, yang ada buku-buku berkualitas. Meskipun waktu pelaksanaannya sangat singkat, tapi pada hari terakhir tahun 2015, alhamdulillah masih sempat untuk menyambangi dan membeli bukunya!

Yang membuat saya tertarik itu, adalah buku karya-karya Kompasianer. Sempat juga lihat buku Kopi Sumatera di Amerika karya bung Yusran Darmawan, tapi apa boleh buat, terpaksa saya tidak beli dulu. Apalagi buku Mukjizat Sabar terbitan Mizan itu. Yaaah, bukannya tidak mau ya, isinya bagus-bagus, Cuma bukunya kelebaran, apa muat di rak buku meja belajar, dan terus, mau diraruh ke mana lagi? Yasudah.

Sembari beli buku, saya tanya-tanya buku yang saya beli, harganya berapa. Kok tanya segala sih? Bukannya di belakang buku udah ditempel stiker-nya. Waaah, memang saya ini bodoh. Gak tau di belakang buku udah tercantum harga buku yang murah itu. Dikirain, stempel buku dengan harga normal yang superrrmahal itu. Ya sudah, lain kali, kalau beli, ya sambil lihat harganya. Bukankah begitu? Ya, sambil belajar pengalaman baru, hehe :D

Oiya, di bazar buku Gramedia ini, ada beberapa penjual makanan-minuman, juga aksesoris menarik. Tapi, gak sempat nyoba makan di sana, sudah keburu zuhur dan waktunya untuk menunaikan shalat. Buku-buku yang dijual di bazar tersebut memang lengkap, sayangnya gak ada buku ABC-nya sih. Padahal kalau ada kan bisa kebantu ya buat belajar si ponakan, biar bisa baca dan nulis. Bukannya bagus ya buat kecerdasan otaknya?

Setelah puas belanja, akhirnya waktunya bayar. Hanya dengan uang 100rb, bisa mendapatkan 6 buku yang jika ditotal, ya hanya menyisakan kembalian 1000 saja. Haaah? Iya memang, jumlah keseluruhannya 99 ribu! Memang gak sebanyak buku yang dibeli pas Kumat di Matraman oleh beberapa orang sih, tapi lumayaan lah, ketimbang dengan harga segitu, hanya bisa beli dua, bahkan tiga buku, ya jadi mengingatkan saya dengan kunjungan ke Gramedia Lampung, untuk yang pertama kali. Biasa, buku ‘kan harganya selangiiiit!

Buku-buku yang saya beli tersebut antara lain:

Buku terbitan DIVA Press:
1. Syukuri Apa yang Ada – Insan Nurrohiem, Rp 20000
2. Ngaji, Yuk! – Ibnu Rusydi al-Anwar, Rp 20000

Buku terbitan Mizan Grup:
1. Aku Bukan Siti Nurbaya – Ahmad Rifa’i Rif’an, Rp 12000
2. Ungkapan Hikmah – Komaruddin Hidayat, Rp 20000
3. Karena Allah Selalu Bersamamu -  Qomaruzzaman Awwab, Rp 15000
4. Ranjau Biografi – Pepih Nugraha, Rp 12000

Memang, buku yang saya beli kebanyakan buku agama dan motivasi, biar bisa ikutan terinspirasi dan ujung-ujungnya, dapat siraman rohani yang efektif pula! Hehe. Dan, saya puaas banget dengan apa yang saya belanjakan kali ini, meski masih ada keinginannya sih, ya udah kumpul-kumpulin dananya dulu, ah! Semoga saja masih ada, baik di bazar buku lainnya maupun di situs belanja online. Pokoknya, nyari suasana baru pada bazar buku itu, menyenangkan!

Mau merasakan sensasi bazar buku Gramedia ala saya? Tenaaang, masih ada waktu kok untuk bazarnya, sampai tanggal 14 Februari nanti. Jangan sampai ketinggalan ya!

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Sabtu, 06 Februari 2016

Episode Eat Bulaga! Indonesia: 20 Juta yang Membuat Saya Terharu

Februari 06, 2016 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: wikipedia.org

Dari banyak episode The New Eat Bulaga! Indonesia, segmen Maju Terus Pantang Mundur yang saya tonton, setelah ada sepasang suami istri yang pada episode lalu berhasil mewujudkan pulang kampung di suatu daerah yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, dengan uang tunai 8 Juta, ada satu kisah yang berhasil membuat saya terharu. Bagaimana tidak, keberuntungan mendapatkan uang puluhan juta ini justru jatuh pada seorang nenek tua yang hidup sebatang kara. Lha, bagaimana ceritanya?

Beliau ini salah satu korban kerusuhan, yang mengakibatkan seluruh anggota keluarganya meninggal. Nah, pas kerusuhan itu, beliau sedang berada di Kota Balikpapan karena ada sebuah undangan. Secara otomatis lah, beliau satu-satunya orang yang selamat.

Saking kangennya pada keluarganya, ibu tua ini berziarah ke kuburan massal dimana seluruh keluarganya dimakamkan. Bahkan, kalau ada rezeki ini, akan digunakan untuk beramal. Ada lagi, beliau punya hutang 20 juta sewaktu mengasuh anak angkatnya yang kini kabur gara-gara kenal dengan seorang pemuda, dimana 12 juta-nya telah dilunasi. Waaah, niat baik beliau, mulia banget, ya! semoga dibalas dengan imbalan setimpal, aamiiin....

Setelah mencurahkan isi hatinya, ibu itu dipersilakan untuk memilih kotak yang berisi huruf-huruf yang jika susunannya tepat, akan mendapatkan 25 juta rupiah. Karena beliau tidak mengenyam pendidikan, maka dialihkan ke seorang tetangganya untuk menyusun deretan kotaknya. Setelah selesai disusun, satu per satu kotak dibuka, lalu terbentuklah susunan kotak yang menghasilkan 2,5 juta rupiah.

Sewaktu permainan ini berjalan, “godaan” datang. Kali ini, datanglah dua orang presenter yang membawa tiga benda: kotak merah, kotak berbentuk hati, dan tongkat. Beliau menolak kotak berbentuk hati yang isinya 15 juta, kemudian permainan dilanjutkan dengan membuka kotak depan yang isinya angka dua, menggenapi 3 juta rupiah.

Kemudian, penawaran untuk stop, datang lagi. Beliau sempat bimbang, mau lanjut atau stop dengan salah satu bendanya. Akhirnya, beliau tidak melanjutkan permainan dan uang 3 jutanya ditarik, serta lebih memilih tongkat, karena alasan penglihatannya yang semakin menurun sehingga dengan bantuan tongkat, ibu tua tersebut bisa melakukan aktivitas. Saat ditanya oleh Bos Uya, isinya berapa? Beliau jawab dengan perasaan yakin: 20 juta!

Nah, ketika membuka kotak merah yang beliau tolak, isinya hanya 500rb. Dan saat detik-detik dimana sang presenter membuka kertas yang disematkan pada tongkat, isinya memang tepat dengan tebakan ibu tua tersebut, 20 juta rupiah. Beliau langsung sujud syukur, sembari mengucapkan terima kasih ya Allaah... sampai berulang kali!

Ya, Jum'at kemarin, benar-benar berkaah! Niat baik untuk beramal dan membayar hutang, akhirnya terkabulkan juga. semoga pada sisa umur hidupnya, bisa bermanfaat bagi orang lain.

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini