Sabtu, 31 Oktober 2015

Media, Inspirasi Menulisku!

Oktober 31, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: ACMA

Gara-gara saya membaca artikel dari salah seorang Kompasianer tentang ide menulis beberapa bulan yang lalu, saya jadi terinspirasi nih, baiklah, saya akan bagi pengalaman dulu, ya!

Ada banyak ide yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kepenulisan kita, asalkan bahannya cukup kuat untuk dituangkan dalam opini. Nah, karena minat saya akan media, saya akan ambil sumbernya dari media, tentunya dengan pengalaman yang pernah saya alami.

1. Berita Online

Saya suka baca berita online, untuk memperkaya wawasan. terkadang, dalam membaca berita online pun saya dapat ide untuk menulis. Nah, dalam tulisan-tulisan yang diunggah di Kompasiana pun banyak lho yang berawal dari berita terus ditambah dengan opini penulisnya. Artikel pertama saya di tahun 2015 ini, nasib RCTI, misalnya, itu berawal dari berita online, terus berpikir out the box deh!

Nah, dalam mencari ide dalam berita online, jangan terpaku dalam satu tema, seperti yang telah dibahas di postingan sebelumnya. carilah ide dengan tema yang beragam, asalkan masih minat pada hal tersebut. Misalnya ya, kalau gak ada berita tentang KPI, carilah berita tentang TV, televisi, pendidikan, sekolah, kemendikbud, dan anies.

2. Buku

Berkat mengikuti bedah buku bersama Dominic Brian, saya dapat pengetahuan baru lewat intisari bedah buku yang kemudian dituangkan dalam reportase. Selain itu, lewat buku yang saya baca, Inilah Saatnya untuk Action yang saya beli langsung lewat talkshow tersebut, saya jadi terinspirasi! Saya baru ngeh kata "Antimainstream" yang berarti melawan arus atau bisa juga diartikan tidak banyak dilakukan oleh orang kebanyakan.

Menulis yang "Antimainstream", sebuah artikel saya di Kompasiana yang terinspirasi dari buku tersebut. Memadukan pengalaman saya dengan intisari yang terdapat dalam buku tersebut, membuat artikelnya benar-benar aktual. Sungguh! Ya sudah jelas kalau dinilai masuk kolom Headline Kompasiana, hehe. Nah, kalau membaca buku, benar-benar saya dapat manfaatnya! Jadi, jangan pernah menyerah dalam menyelami isi buku dengan membacanya, ya!

3. Televisi

Diantara ratusan artikel yang diunggah di Kompasiana, beberapa di antaranya merupakan ulasan dari beberapa acara televisi yang memberi nilai positif. iyaaa lah! Acara-acara TV memang memberikan inspirasi saya untuk menulis. Bahkan ada satu artikel opini yang idenya berawal dari ketidaksengajaan saya menonton sinetron Elif.

Nah, pada bulan ini, saat ide saya lagi kering, eh dua stasiun TV bermunculan di rumah saya. Stasiun TV apalagi kalau bukan NET TV dan Kompas TV. Dalam masa menikmati stasiun-stasiun TV tersebut, ada acara yang akhirnya saya suka, Kelas Internasional. Tentu saja saya mencari tahu tentang acara tersebut dibantu dengan informasi di internet.

Membaca artikel tentang menjelang peringatan Sumpah Pemuda, terutama tentang Berbahasa Indonesia, saya kok rasanya teringat acara Kelas Internasional, ya? Dua hal itulah yang menginspirasi saya untuk nulis lagi! Akhirnya dengan mengambil kesimpulan positif dari acara tersebut, artikel tersebut yang berjudul Belajar dari Tayangan Kelas Internasional selesai juga! Tak disangka, mengenapi jumlah Headline jadi 60 dan Highlight ke 150! Padahal, artikel ini saya nilai biasa saja, hehe :D. Coba kalau NET TV tidak ada, artikel yang masuk Headline di bulan Oktober, nihil!

Nah, wahai para pemirsa, tonton acara yang bermutu dan mendidik ya, selain menambah pengetahuan, bisa memberi ide-ide segar dan bahan untuk menulis. Sehingga, kita tidak kekurangan ide yang bisa menghambat proses tulis-menulis kita.

Okelah, salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Jumat, 30 Oktober 2015

Oktober, Bulan Fiksiana

Oktober 30, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: 7-themes.com

Apa yang dikenang dari bulan Oktober?

Punya blog sendiri, udah. Pindah ke windows 10, udah juga. Hadirnya TV Edukasi, NET TV dan Kompas TV, udah beres. Sekarang, apa lagi ya?

Di akun Kompasiana saya, saya lebih banyak berfiksi ria. Yup, bulan ini adalah Bulan Fiksiana. Kebetulan juga, bulan ini adalah bulan lahirnya komunitas fiksiana di Kompasiana, Fiksiana Community. Komunitas yang mencintai dan menelurkan karya fiksi, baik puisi, cerpen, prosa, cerita mini, novel, dan sebagainya!

Terus terang saja, dari 16 artikel yang ditulis pada bulan Oktober ini di Kompasiana, 10 artikel diantaranya adalah karya fiksi! 5 puisi, 2 cerita, dan 3 surat fiksi. Nah, tiga surat fiksi itu lahir karena saya ikutan surat menyurat yang diadakan Fiksiana Community. Hehe. Gak kayak biasanya! Biasanya sih bulan-bulan sebelumnya kebanyakan isinya opini, mengapa bulan ini didominasi fiksi?

Penyebabnya adalaaaah.....

Keterbatasan ide menulis opini mengantarkan saya untuk berfiksi, dan berfiksi. Sudah pengalaman saya habis, berita yang melahirkan opini gak ada yang cocok. Berita TV ya begitu-gitu saja, pendidikan dan sekolah juga begitu, fokus sama kabut asap. Padahal pada bulan-bulan sebelumnya yang punya pengalaman, juga pas di Kompasiana lama yang jadi puncaknya, berita-berita TV itu sedang beragam-ragamnya sehingga artikel saya jadi beragam dan permasalahannya bisa ditafsirkan. Akibatnya apa? Aktual dan dinilai sebagai Headline!

Jadi mohon maaf ya yang gak begitu suka fiksi dan lebih suka artikel opini, saya Cuma nulis begini, ya semampunya saya. Ditambah lagi semenjak punya blog sendiri, jadi pecah konsentrasinya, menulis apa yang terjadi di sekitar dan artikel yang ditampilkan itu artikel ringan saja.

Selanjutnya, saya berfiksi itu karena saya belajar. Apalagi belajar buat puisi yang jadi passion saya dari dulu. Iya, sejak SMP saya suka nulis puisi.

Nah, dulu saya pernah angkat tangan dari dunia fiksi. Namun, alhamdulillah, dari belajar dari karya puisi orang lain yang bagus-bagus, akhirnya saya bisa dan banyak puisi saya yang dinilai Highlight. Tapi, tidak setiap hari saya nulis puisi. Itupun harus nunggu inspirasi dan merangkai kata menjadi puisi yang cukup bagus.

Oleh karena itu, bagi kalian yang baru menekuni dunia fiksi, jangan menyerah jika karya yang dihasilkan kurang bagus! Berusahalah dan terus belajar dari karya orang lain, ya layaknya menulis non fiksi gitu, percayalah, kalian pasti bisa menghasilkan karya fiksi yang bagus2!

Selain itu, karena saya ikutan surat fiksi, saya mendapatkan hadiah! Yup, semua karya surat fiksi yang dilombakan termasuk karya saya, dibukukan! Ooh, senangnya, punya buku sendiri. Ditunggu ya bukunya, selain buku kumpulan kenangan dari sesepuh Kompasiana, Pak Tjiptadinata Effendi.

Habis itu, saya nulis buku apalagi ya? #nunggupengalamanbanyakdulu

Ya udah, salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Kompas TV Lampung Akhirnya Mengudara Lebih Awal!

Oktober 30, 2015 Nahariyha Dewiwiddie


Waktu itu, saya pernah baca nih, Kompas TV Lampung rencananya akan mengudara 30 Oktober, menurut yang saya baca di tribunnews.com.

Tapi, nyatanya sejak petang pada hari kemarin, saat saya mau menonton acara kesukaan saya, Kelas Internasional di NET TV, Kompas TV Lampung sudah mengudara lebih awal dan berstatus siaran pecobaan. Ya namanya aja siaran untuk pertama kalinya....

Acara yang diputar di Kompas TV Lampung, ya musik... itupun udah basi alias udah lama banget. Tapi, waktu itu saya harus menonton acara Kelas Internasional dulu, habis acaranya bagus banget sih, malah bisa belajar banyak tentang budaya dan bangsa sendiri. Nah, saya sudah bahas di Kompasiana yaa, di sini: Belajar dari Tayangan Kelas Internasional, Mencintai Budaya Sendiri


Habis itu, setelah saya shalat isya' dilanjutkan dengan acara 100 Hari Keliling Indonesia bersama Ramon Tungka. Hari pertamanya, jelas menjelajahi Lampung, terutama di Kabupaten Pringsewu di kawasan Bukit Barisan Selatan. Sayangnya gak bisa nonton sampai habis.... soalnya saya keramas malam, pantas saja ngantuk...

Oiya, sebelum hadirnya Kompas TV Lampung, beberapa TV Nasional lainnya sudah bersiaran daerah, lho! Trans TV Lampung, Indosiar TV Lampung, ANTV Lampung, RCTI Lampung, SCTV Lampung, Metro TV Lampung, dan iNews TV Lampung. Jadwal siarannya sih beda-beda, rata-rata pada waktu dini hari. Ada juga yang siang hari, sore hari, maupun malam hari. Oke juga, sekalian promosiin kekayaan daerah, tapi jangan sampai menggangu siaran nasional, seperlunya saja ya!

Ya udah, semoga saja TV-TV nasional di daerah bisa menyiarkan tentang daerah, biar masyarakat lebih mengenal daerahnya sendiri.

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Kamis, 29 Oktober 2015

Akhirnya TV Edukasi Bisa Diakses di Televisi!

Oktober 29, 2015 Nahariyha Dewiwiddie

Akhir-akhir ini, Kemenkominfo minta lembaga penyiaran di daerah, terutama daerah terdampak kabut asap untuk menyiarkan acara edukatif selama jam sekolah. Inilah yang barusan saya baca di media daring, disini.

Nah, akhirnya, TV Edukasi bisa ditonton oleh seluruh masyarakat di daerah yang terkena kabut asap. Tidak hanya itu lhoooo! Di Lampung, tempat tinggal saya saat ini, ya walaupun desa saya tidak terkena kabut asap, masih bisa menikmatinya! Alhamdulillaaah!

Yup, keinginan saya terhadap TV Edukasi hadir di rumah saya, akhirnya dikabulkan! Dan saya sudah menyampaikannya lebih dulu, di Kompasiana! Ya, walaupun nontonnya masih sedikit-sedikit, habis minat nonton TV agak berkurang semenjak saya nge-blog, hehe :D

Ya udah, saya usahakan untuk menonton. Walaupun di-relay pada salah satu TV lokal aja sudah senang banget yaa! Nah, sampai saat ini, setahu saya hanya Radar TV Lampung yang bersedia me-relay nya! Kalau TVRI sih saya gak tahu, jarang nonton TVRI sih, atau jangan-jangan TVRI gak mau me-relay nya lagi? Entahlah. Walaupun demikian, upaya Radar TV untuk menyajikan tayangan mendidik, patut diacungi jempol. Terima kasih Radar TV....

Oiya, saya harap tayangan ini bisa dilangsungkan setiap hari ya, biar anak Indonesia bisa teredukasi. Kalau bisa sih, selamanya! Ya lah, acara-acara TV saat ini banyak yang tidak mendidik. Semoga TV Edukasi bisa konsisten ya, istilah agamanya ya istiqomah, untuk mencerdaskan anak bangsa.

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Memilih Calon Pemimpin dan Anggota Dewan Sama dengan Memilih Jurusan Kuliah (Panduan untuk Pemilih Pemula)

Oktober 29, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: merdeka.com

Pilkada serentak semakin dekat nih! Sudah siapkah kalian untuk memilih pemimpin daerah (juga presiden) dan anggota dewan? Nah, simak tipsnya, ya!

Wahai pemilih pemula, masih ingatkah waktu kalian lulus SMA, kalian harus menentukan jurusan yang akan kalian pilih untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, dari masalah jurusan, mata kuliah yang dipelajari, prospek kerjanya, sisi positif dan negatif yang berhubungan dengan bakat, minat dan kepribadian yang kemudian disesuaikan dengan bakat, minat dan kepribadian. begitu halnya dengan pemilihan calon presiden Indonesia, yang tentunya memilih dari segi gaya pemimpin, visi misinya, menghargai perbedaan, sifat pemimpin itu sendiri, serta berbagai sisi kelemahan dan kelebihan dari seorang pemimpin, yang disesuaikan dengan hati nurani dan keinginan rakyat. Oleh karena itu, dari pengalaman memilih jurusan kuliah, bisa digunakan untuk memilih calon pemimpin yang tepat untuk bangsa Indonesia. Seperti jika salah memilih jurusan kuliah bisa berdampak buruk dalam prestasi, dan bisa di-DO (drop out), begitupun dengan pemimpin. Visi misi dan karakter pemimpin akan menentukan perjalanan Indonesia selama 5 tahun mendatang. Jika tepat, maka bangsa Indonesia akan baik. Jika tidak, akan menimbulkan kerugian bagi bangsa itu sendiri.

terus, bagaimana caranya agar kita bisa mengetahui seperti apa karakter pemimpin dan anggota dewan, baik pusat maupun daerah dengan visi misi yang tepat?

Teruslah ikuti berita tentang dunia politik, pilpres, pemilu maupun pilkada di media massa, baik media cetak maupun eletronik, lalu kalian kumpulkan informasinya tentang janji capres cawapres, dan pemimpin daerah serta anggotanya, niscaya akan menemukan pemimpin seperti apa yang diinginkan rakyat. Masih bingung karena keduanya sama-sama janjikan perubahan? Ambil sisi positif yang mendukung kebinekaan dan kebebasan agama, dan yang pasti bersih, dengan artian tidak ternodai dengan dosa masa lalu dan kasus hukum lainnya.

Ada beberapa kriteria yang menunjukkan layak atau tidaknya seseorang dipilih dalam pilpres maupun pilkada nanti.

1. Beriman, bertaqwa dan pastinya seagama dengan kaum mayoritas.
Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, maka yang akan dipilih nanti harus seagama dengan warga mayoritas, dan pastinya beriman. Pemimpin dan anggota dewan yang beriman mencerminkan rakyatnya yang beriman, tentunya. Apapun agamanya, pastikan perilakunya berkarakter baik, ya!

2. Jujur, Amanah, Sederhana, Merakyat, Adil, Cerdas dan Tegas
Kalau pemimpin dan anggota dewannya amanah dan jujur, pasti tidak akan menyalahkan kekuasaan. Kalau pemimpinnya tidak sederhana, pasti dia tidak akan memerkaya diri seperti korupsi, Kalau pemimpinnya tidak merakyat, ya rakyat tidak bisa merasakan komunikasi langsung dengan pemimpinnya, jadi tidak ada masukkan. Masa' aspirasinya cuma di sampaikan DPR maupun DPRD? Kan tidak cukup. Kalau pemimpinnya tidak adil, cerdas dan tegas, apa jadinya? Muncul kesenjangan dan persoalan sosial, dan kekacauan di segala bidang terjadi di mana-mana. Kalian tidak mau hal ini terjadi, kan?

3. Mempunyai visi-misi yang jelas-jelas menjanjikan perubahan yang tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan UU yang sudah ada, serta menjamin kebebasan beragama, mengutamakan kaum mayoritas tanpa mengesampingkan kaum minoritas, serta menjunjung tinggi toleransi.

Nah itulah visi-misi yang paling dicari. Jika tidak, akan mengekang semangat kebebasan beragama dan perubahan akan terhambat, dan bisa jadi sama dengan pemerintahan sekarang maupun pemerintahan masa lalu. Kalian mau mengalami seperti zaman yang dahulu lagi? Ogah deh!

4. Tidak mempunyai 'dosa' hukum di masa lalu
Kalau memiliki pemimpin dan anggota dewan yang seperti itu, pasti tidak akan dipilih. Kalaupun dipilih, akan menjadi pertentangan antara pro dan kontra capres tersebut, dan kelemahan mereka akan diungkit-ungkit dan mencederai demokrasi. Kalian gak mau kan seperti itu?

Itulah kriteria yang menentukan terpilih atau tidaknya calon pemimpin dan anggota dewan, baik pusat dalam pemilu dan pilkada. Boleh menambahkan? Silakan post di komentar. Apapun yang dipilih nanti akan menentukan kemana bangsa Indonesia dan daerah menuju ke arah manapun sesuai dengan misinya, apapun pilihannya diserahkan ke pilihan rakyat masing-masing. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran untuk memilih yang lebih baik. Selamat memilih!

Ditulis asli oleh Nahariyha Dewiwiddie. Di-posting ulang dari Kompasiana dengan perubahan seperlunya

Selasa, 27 Oktober 2015

SPAN-PTKIN, SNMPTN versi Kemenag

Oktober 27, 2015 Nahariyha Dewiwiddie

Sumber gambar: http://www.penerimaancalonmahasiswabaru.com
Beberapa bulan lagi, semester 2 akan dimulai pada tahun 2016, dan yang pasti, adik-adik sudah punya rencana belum, untuk melanjutkan kuliah? Kalau belum segera rencanakan! Nah, saya akan membahas salah satu seleksi penerimaan mahasiswa baru di berbagai perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia.

Sejak SPAN-PTAIN (kini SPAN-PTKIN) dibuka pertama kali tahun 2014 ini, banyak teman-teman yang beramai-ramai untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa baru melalui jalur undangan yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama ini, tak terkecuali dengan sekolahku (sekarang almamaterku). Kebanyakan mereka mendaftar SPAN-PTAIN dikarenakan mereka mencadangkan pilihan kampus mereka jika gagal dalam SNMPTN. Namun ada juga yang menjadikan pendaftaran lewat jalur ini sebagai prioritas utama. Bagi yang lebih berminat di ilmu umum, IAIN Raden Intan telah menyediakan jurusan secara lebih lengkap. Sedangkan yang menginginkan kuliah murah dan dekat dari rumah serta berminat pada keislaman, di STAIN Metro-lah tempat yang lebih tepat.

Setelah SNMPTN dan SPAN-PTAIN menyampaikan pengumuman, yang diterima di SNMPTN hanya 2 orang, sedangkan yang diterima di SPAN-PTAIN jauh lebih banyak, lebih dari 25 orang diterima di IAIN Raden Intan Bandar Lampung dan STAIN Metro. Mereka kebanyakan akan mengambil jurusan mereka jika diterima, kecuali karena punya jurusan lain yang lebih cocok, masalah finansial hingga lokasi kuliah. Bagi teman-teman yang mengambil kuliah di STAIN Metro sudah merupakan hal yang tak asing lagi. karena sepanjang alumnus sekolahku setiap tahun selalu mengambil kuliah di STAIN Metro yang sudah terkenal karena lebih murah biayanya dan dekat dari rumah. Namun, bagi teman-teman yang lebih memilih IAIN Raden Intan sebagai tempat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ini menjadi 'perintis' dari lulusan sekolahku, karena selama ini belum ada yang tertarik kuliah di tempat ini, mungkin karena terbuai dengan populernya STAIN Metro? Entahlah.

Yang pasti ini adalah pilihan teman-teman, apalagi SPAN-PTAIN telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi teman-teman yang kuliah di PTAIN (STAIN, IAIN, UIN) melalui jalur undangan secara online yang diselenggarakan oleh Kemenag. Sebelum tahun 2014, seleksi PTAIN (SPMB-PTAIN) dibagi menjadi dua, yaitu jalur akademis dan jalur tulis. Melihat perkembangan dari Kemendikbud pada tahun 2013, yang memisahkan menjadi SNMPTN untuk jalur undangan dan SBMPTN untuk jalur tulis, maka Kemenag juga memisahkan jalur penerimaan untuk calon mahasiswa PTAIN tersebut menjadi SPAN-PTAIN untuk jalur undangan dan UM-PTAIN untuk jalur tulis. Hal ini sangat menguntungkan mahasiswa agar memudahkan untuk pendaftaran dan melanjutkan studi.

Nah, sudah jelas, bukan? Kalau begitu, salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Ditulis asli oleh Nahariyha Dewiwiddie. Diposting ulang dari Kompasiana dengan pengeditan seperlunya.

Minggu, 25 Oktober 2015

Pindah kanal TV di Lampung

Oktober 25, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Ilustrasi: LinkedIn

Wah, setelah saya baca-baca di Wikipedia tentang Kompas TV di Jakarta dan sekitarnya pindah kanal, saya jadi teringat ya, beberapa tahun yang lalu, pernah ada stasiun-stasiun TV di Lampung “bentrok" dan akhirnya pindah kanal, dari kanal 42 sampai 50 UHF.

Kecuali Siger TV yang dari awal tetap 46 UHF, waktu itu Tegar TV,  LTV (sekarang iNews TV Lampung) dan Radar Lampung TV, saling pindah kanal. Bahkan Krakatau TV (sekarang RTV) dan Radar TV Lampung pernah berbagi kanal di 44 UHF.

Akibatnya gimana? Krakatau TV yang rerata berisikan acara B Channel pada waktu itu harus berbagi waktu dengan acara-acara Radar Lampung TV, artinya siaran Krakatau TV dan Radar TV punya jadwal siaran masing-masing. Selang beberapa waktu kemudian, Radar TV pindah ke kanal 48 UHF, sedangkan Krakatau TV tetap di 44 UHF.

Oh ya, sebelumnya kanal 48 UHF digunakan Tegar TV dan kanal LTV berada di 42 UHF. Karena kanal 50 UHF kosong dan kanal 52 UHF sudah lebih dulu ditempati TV One, jadinya LTV pindah kanal ke 50 UHF dan Tegar TV menempati kanal 42 UHF.

Nah, setelah itu, akhirnya dua stasiun TV baru bermunculan, seperti yang telah dijelaskan pada dua pos sebelumnya. NET TV ditempatkan di kanal 51 UHF, diantara iNews TV dan TV One, padahal angka kanal TV di Lampung kan genap-genap! Kalau Kompas TV, hadir di kanal 62 UHF! Jauh ‘kan, soalnya selisih kanal antara TV One dan Kompas TV Cuma 10 UHF. Waduh!

Sedangkan untuk kanal 22 sampai 40, gak usah dibahas! Lho? Saya gak begitu paham soal itu, bahkan beberapa channel yang ada sudah ditempatkan di kanal TV Lampung jauh sebelum saya lahir di dunia ini.

Ya udah, itu aja. Salam hangat dan sampai jumpa lagi!


UPDATE: Pertengahan Februari 2016, TV One di Lampung resmi pindah kanal ke 55 UHF. semoga bisa dimaklumi :)

Sabtu, 24 Oktober 2015

Kompas TV Menyusul NET TV, Jumlah Kanal di Lampung Ada 18

Oktober 24, 2015 Nahariyha Dewiwiddie

Alhamdulillah, akhirnya tanggal 22 Oktober kemarin, ulang tahunnya Kompasiana, Kompas TV bisa menyusul NET TV sampai ke Lampung. Ini adalah harapan saya sejak lamaaaa sekali! Sebelumnya, saya sempat lihat Kompas TV masuk TV saya tapii waktu itu saya sedang benerin antena. takut berubah semuanya, ya saya kembalikan lagi deh!

Naah, seperti waktu nemunin NET TV ya, saya iseng cari kata kunci di Twitter, lalu ada berita Kompas TV udah ada di Lampung. lalu saya bergegas nyari kanalnya. tapi, setelah TV One, gak ada, mundur juga mustahil mendapatkannya. setelah sekali lagi baca berita, ternyata Kompas TV berada di kanal 62 UHF, dan pas saya nyarinya, jauuuuuh amaat! pantesan!

Tapi ya akhirnya ketemu juga. Selanjutnya, setelah nge-blog di Kompasiana, saya nonton Kompasiana TV secara langsung! temanya adalah kabut asap yang melanda Kalimantan. Bintang tamunya, banyak! seingat saya ada guru besar salah satu PTN, mantan Gubernur Kalteng (via telepon) sama dua Kompasianer yang sedang hangout, relawan Achmad Siddik dan 'si kurator' Yos Mo. ngeliat Kompasiana TV, ya walaupun sedikit yang dapat, saya ikut prihatin. walaupun saya bukan warga yang kena kabut asap, saya jadi terbayang sama kampung halaman saya, Palembang, yang masih diselimuti asap (waah, jadi terinspirasi buat puisi lagi!).

yang paling saya ingat, jangan pilih pemimpin yang mendukung kebakaran hutan. sayangnya ya, dari awal sebagian gak ikut nonton karena harus barengan sama si ponakan. gak apa-apa!

Hmmm, dengan hadirnya Kompas TV, jadi TV One tidak berada di kanal terakhir, dan jumlah keseluruhannya adalah 18 kanal. oooh iya, masih banyak kanal-kanal kosong yang mau diisi, tapi hanya bisa ditaklukan dengan teknologi yang lebih canggih, hehe :D Semoga teknologi TV Digital bisa nyusul, ya!

Ternyata, Posisi Rumah Bisa Mempengaruhi Kecepatan Akses Internet!

Oktober 24, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: http://livewallpaper.info

Selain ketersediaan jaringan Internet di suatu daerah (tergantung providernya), ternyata posisi rumah, baik yang menghadap ke arah utara, selatan, barat, dan timur bisa mempengaruhi kecepatan Internet. Karena bisa jadi, di satu wilayah, di tempat yang berhadapan ke arah timur, koneksi Internet akan berjalan lancar, dan setelah pindah tempat ke arah barat, koneksinya berubah lambat jika menggunakan laptop.

Seperti yang terjadi di wilayah Punggur, tempat tinggal saya sekarang. Pertamanya, saya menggunakan kartu modem Telkomsel di rumah lama saya yang berhadapan ke timur, hasilnya koneksinya cepat, bahkan beberapa detik pun sudah muncul. Terkadang saya menggunakan kartu Indosat dan hasilnya koneksinya sama cepatnya. Pernah saya main ke salah satu rumah teman saya yang berhadapan ke arah utara, pakai modem provider XL maupun Indosat, koneksinya cukup cepat. Saat teman saya mendaftar SBMPTN di rumah teman saya yang berhadapan ke arah selatan, koneksinya cukup cepat jika menggunakan kartu provider Indosat.

Nah, saat keluarga saya pindah ke rumah baru yang tidak terlalu jauh dari rumah lama, yang berhadapan ke arah barat, koneksi Internetnya jadi berubah, gak bisa nyambung jika pakai provider Telkomsel di dalam rumah, maka internetannya terpaksa pindah ke luar rumah demi mendapatkan koneksi yang cepat dan stabil. Beda jika menggunakan provider Indosat, koneksi Internet-nya cukup cepat, bahkan untuk memutar Youtube-nya saja sudah berjalan cukup lancar. Walaupun demikian, tetap saja koneksinya tiba-tiba lambat karena ada sedikit gangguan.

Oleh karena itu, jika Anda ingin memiliki modem di rumah, sebelum Anda membeli kartu modem berserta stik-nya, hendaknya Anda menanyakan pada orang yang telah menggunakan kartu provider Internet (khusus modem) yang telah terbukti menghasilkan akses Internet yang cepat, tergantung ketersediaan jaringan di daerah masing-masing, jangan tergiur dengan iklan modem internet yang (katanya) cepat tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu. Dan tidak hanya itu, juga apakah kartu provider tersebut dapat digunakan pada segala arah (utara-selatan-barat-timur), karena jangkauan jaringan Internet tergantung dari apakah sinyal Internet tersebut dapat sampai di rumah Anda. Jangan sampai ketika sudah membeli kartu provider khusus modem, eh malah berakhir di tong sampah hanya karena tidak ada jaringan Internet-nya. Sayang sekali bukan?

Original writing by Nahariyha Dewiwiddie. Repost from Kompasiana

Kamis, 22 Oktober 2015

Harapan Masyarakat Metro dan Sekitarnya untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia

Oktober 22, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: alviemetro.blogspot.com

Kalau ditanya dimanakah kota pendidikan di Lampung, pasti akan menjawab: Kota Metro. Yap, kota Metro adalah kota terpenting kedua di Lampung setelah Bandar Lampung. Walaupun kota kecil, Metro telah bertransformasi dari ibu kota kabupaten manjadi kota madya setingkat kabupaten. Segala kebutuhan telah tersedia di kota ini, dari pasar tradisional, minimarket, senayan, pusat pembelanjaan, bahkan sekolah dan kampus sudah ada di kota ini. Tak heran jika warga sekitar Lampung Tengah dan Lampung Timur memilih berbelanja, berobat, bahkan sampai sekolah dan kuliah pun mereka memilih Metro sebagai tujuan mereka. Meskipun serba lengkap, namun rasanya ada yang kurang dari kota ini. Apa saja ya?

Selama ini calon mahasiswa banyak bertumpu pada STAIN Metro dan PGSD Unila sebagai tujuan mereka kuliah. Ya bagaimana lagi karena biaya kuliahnya sangat murah, bahkan Unila menyediakan Bidikmisi bagi calon mahasiswa yang kurang mampu. Sedangkan UM Metro, meskipun jurusannya lebih lengkap, tetap saja harus merogoh kocek lebih dalam, bahkan UM Metro tidak menyediakan bidikmisi. Stigma PTN yang murah dan berkualitas itulah yang membuat calon mahasiswa memburu PTN sebagai tujuan kuliah, bahkan mereka rela untuk belajar setiap hari untuk memasuki lubang jarum seleksi yang sangat ketat. Kalau tidak diterima di PTN, kebanyakan mereka tidak kuliah terutama bagi golongan kurang mampu. Sedangkan yang mapan, tidak masalah mereka kuliah di PTS yang lengkap dan bagus.

Sudah saatnya pemerintah kota memperhatikan hal ini. Sebagai kota pendidikan, masyarakat Metro dan sekitarnya merindukan adanya PTN baru, minimal universitas sebagai tempat menuntut ilmu, terutama bagi siswa tertentu yang tidak diperbolehkan kuliah di luar kota. Contohlah kota Malang yang letaknya jauh dari Surabaya, sudah memiliki 2 PTN dan 1 PTAIN, Purwokerto yang kabupaten biasa, sudah memiliki 1 PTN, kota Magelang sudah memiliki PTN baru, bahkan kota pelajar seperti Yogyakarta sudah memiliki 3 PTN dan 1 PTAIN. Seharusnya kota pendidikan seperti Metro itu minimal punya 1 PTN, yang menyediakan jurusan secara lengkap, tidak hanya keguruan, juga jurusan ilmu murni, teknik, sosial politik, bahasa dan sastra, hingga kedokteran, sehingga masyarakat tidak perlu bingung dalam memilih jurusan kuliah di Metro, sekaligus mengimbangi arus kuliah di Unila yang sudah kelebihan peminat. Semoga impian masyarakat untuk memiliki universitas negeri di Metro akan segera terwujud. Aamiiin.

Original writing by Nahariyha Dewiwiddie. Repost from Kompasiana.

Ketika Ide Menulis Datang Terlambat

Oktober 22, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: www.inetsolutions.org

Pernahkah Anda tiba-tiba datang ide menulis, padahal sudah lewat beberapa hari yang lalu? Pernah, ‘kan? Kalau begini ya tulisannya gak aktual lagi, dong! Padahal, tulisan yang berdasarkan berita aktual, pastinya ya memberi nilai lebih pada pembaca, untuk mengetahui kabar terbaru plus opininya dari para penulis dan blogger, terutama para Kompasianer.

Terkadang opini yang muncul di kalangan masyarakat, katakanlah opini warga yang idenya bersumber dari berita, dituliskan setelah menerima berita dari berbagai sumber. Dan berita memiliki batas waktu tertentu, biasanya sih beberapa jam setelah berita muncul sampai lewat seharian. Makanya, banyak Kompasianer, juga penulis blog yang berlomba-lomba untuk menuliskan opininya dalam kurun beberapa jam setelah berita aktual ditayangkan di berbagai media.

Tapi, untuk membuat opini berdasarkan berita, gak bisa langsung cepat selesai, bak simsalabiim! Butuh waktu untuk mengumpulkan data-data yang mendukung kepenulisan, mencari referensi sampai berpikir beberapa jam untuk mengumpulkan bahan menulis yang telah tersimpan di dalam otak, brainstroming istilahnya.

Khusus untuk artikel reportase, mengetahui jadwal event yang hendak diliput menjadi hal penting yang harus diketahui para penulis lepas, apalagi yang hobi mereportase kegiatan di lapangan. Kalau terlewat, ya sudah. Menyesal! Gak bisa menulis. Padahal, yang sudah jatuh cinta dengan menulis, ide apapun harus dicari dan dicari agar terus menulis sepanjang waktu. Iya gak?

Seperti yang pernah saya utarakan di artikel ini, karena saya terlewat mengetahui informasi bedah buku via Twitter, jadinya saya gagal bertemu Yudi Lesmana di Bandar Lampung, dalam acara bedah buku “Seri Ingatan Gajah”. Oiya, ada yang tau gak, siapa Yudi Lesmana itu? Pemilik daya ingat terkuat di dunia dan meraih gelar Grandmaster of Memory!

Kembali pada ide menulis. Nah, saya punya tips nih, biar ide menulis tetap datang dalam situasi yang tepat. Caranya adalaaah:

1. Sering-seringlah cari event menarik, biasanya yang mengumumkan kan lewat berita di akun Twitter. Usahakan dapat info kapan event itu dilaksanakan, supaya bisa datang dan mereportasenya!

2. Cari berita untuk ide menulis jangan terpaku pada satu tema saja, ya! cari keyword berita yang lain, siapa tahu ada ide untuk menulis. Misalnya ya, waktu saya mencari berita tentang Lampung, ternyata ada berita yang bisa memberi ide! Sayang sudah terlewat tiga hari yang lalu. Jadi berkuranglah nilai artikelnya, hehe :D

3.  Keluar rumah, dan jalan-jalan ke berbagai tempat di kota! Siapa tahu, ada banner dan spanduk berisi pengumuman event yang akan dan sedang dilaksanakan. Nah, waktu itu ya, ketika saya jalan-jalan di Toko Buku Gramedia Cabang Atmo, Palembang, saya gak sengaja nih, nemu pengumuman ada talkshow bedah buku Inilah Saatnya untuk Action! yang dilaksanakan 24 Mei lalu. Bonusnya lagi, ada narasumber, salah satunya Pemegang Guiness World of Record bidang daya ingat, siapa lagi kalau bukan Dominic Brian!

Okelah, sekian dulu tips dari saya. Semoga bermanfaat!

Rabu, 21 Oktober 2015

Melanjutkan S2 PGSD, Memang Perlu!

Oktober 21, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: aspensi.com

Kemarin, saya sempat diskusi dengan salah seorang tetangga, tentang salah satu anaknya yang melanjutkan ke S2 PGSD. Nah lho! Baguslah kalau begitu, sekalian mewujudkan cita-citanya sebagai seorang dosen. Semoga saja cita-citanya tercapai. Aamiiin...

Setelah mengobrol panjang, saya akhirnya mengambil kesimpulan tentang melanjutkan S2 jurusan PGSD. Semoga bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswi yang hendak melanjutkan di tingkat pascasarjana.

Okeee, lanjuuut!

Anak tetangga saya, ngotot melanjutkan S2 PGSD di salah satu perguruan tinggi negeri di Lampung. Jurusan tersebut baru lho. Karena baru, wajar aja biayanya mahal dan belum ada beasiswa. Nah, alasan dia melanjutkan S2 PGSD itu karena dia melihat peluang yang lebih besar lagi untuk diterima bekerja. Lha zaman sekarang nyari kerjanya susah...

Oiya, perlu diketahui bahwa tahun ini sampai tahun 2017, guru SD akan pensiun besar-besaran. Dalam pensiun besar-besaran tersebut, tentunya ya membutuhkan pengganti untuk guru SD. Guru SD baru tersebut ya berasal dari lulusan PGSD yang telah lulus. Tak heran ya kalau peminat mahasiswa untuk melanjutkan kuliah di bidang PGSD tersebut cukup tinggi.

Tapi, sebagaimana yang telah saya jelaskan tadi, dia melihat peluangnya besar banget untuk menjadi dosen PGSD. Pasalnya ya, kebanyakan dosen PGSD sudah tua dan perlu dicarikan penggantinya. Diharapkan, ya bisa mengisi kekosongan dosen PGSD, sehinggaa bisa memajukan pendidikan di Indonesia ini.

Untuk angkatan PGSD saat ini, mahasiswa S2 yang berasal dari S1 PGSD fresh graduate, hanya 3 orang. Sisanya adalah mahasiswa senior yang usianya lebih tua. Mereka, para mahasiswa senior tersebut ingin menambah ilmunya, juga meningkatkan kompetensi yang lebih baik sebagai guru SD, sekaligus meningkatkan gaji dan pangkat, bukan dijadikan sebagai dosen S1 PGSD. Iya gak? Selain itu, pengajar S2 PGSD itu, lulusan luar negeri lho, karena sampai saat ini belum ada (setahu saya) jurusan doktor untuk PGSD, kalaupun ada ya hanya bisa dihitung dengan jari.

Ya udah, sekian dulu penjelasan saya tentang PGSD. Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Sabtu, 17 Oktober 2015

Kapan Toko Buku Gramedia Hadir di Kota Metro?

Oktober 17, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: kontan.co.id

Sebagai warga yang tinggal berdekatan dengan Kota Metro, khususnya warga Punggur , saya merasa resah mengapa kota pendidikan di Lampung ini ternyata koleksi buku di perpustakaan daerah masih kurang, apalagi jumlah toko buku yang walaupun sudah lebih dari satu, masih saja yang kurang lengkap pada bukunya yang berkualitas bagus dan menarik.

Saya pernah membaca dari seorang blogger, yang mengatakan bahwa demi buku ujian masuk PTN, sampai rela ke Gramedia Bandar Lampung yang jaraknya lebih jauh dari kota Metro. Bahkan saya yang menginginkan buku HijaboComic, terpaksa memesan di Gramedia Online karena toko buku terlengkap di kota Metro pun ternyata tidak menyediakan buku terbaru yang lebih lengkap.

Saya sebenarnya sudah pernah 2 kali ke Gramedia, itupun waktu berkunjung ke Palembang. Pertama, saat masih SD, pernah membeli majalah ARIF edisi Oktober 2007, majalah yang berisi soal-soal latihan kelas 6 SD. Kedua, pada tahun 2013 lalu, saat saya mencari buku Kimia kelas XI, yang waktu itu hilang entah ke mana, padahal saya sudah taruh bukunya di dalam laci kelas.

Walaupun saya sudah pernah ke toko buku yang lain, nama besar toko buku Gramedia yang berdiri selama puluhan tahun, membuat saya "jatuh cinta" dan kepingin untuk mengunjunginya lagi, walaupun sekedar melihat-lihat saja. Saya yakin, buku-buku yang dipajang di toko buku Gramedia, terutama yang diterbitkan oleh Penerbit-penerbit kelompok KG, itu adalah buku-buku berkualitas dengan penulis terbaik. Dan sampai sekarang, saya masih merindukan kapan toko buku Gramedia hadir di kota kecil ini.

Tidak dapat dipungkiri, setiap ibukota provinsi di seluruh Indonesia, pasti memiliki toko buku Gramedia (walaupun tidak semuanya). Ada juga beberapa daerah yang memiliki toko buku Gramedia di luar ibukota provinsi, misalnya Cirebon dan Tangerang.

Namun, tidak ada salahnya, keberadaan toko buku berkualitas di kota Metro sangat penting bagi kemajuan daerah dan bangsa secara keseluruhan. Bagi saya, kota pendidikan tanpa toko buku Gramedia, bagai sayur tanpa garam.

Selain itu, agar masyarakat tidak bingung lagi dalam membeli buku yang diinginkan, dan tidak perlu repot harus jauh-jauh ke Bandar Lampung.

Ya, semoga saja harapan itu tercapai, cepat atau lambat, toko buku Gramedia pasti akan datang ke Kota Metro, pasti!

NB: Original writing by Nahariyha Dewiwiddie. Repost from Kompasiana

Kunci Persahabatan yang Baik

Oktober 17, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: keithcraft.org

Jika berbicara tentang sahabat, yang terlintas dalam benak adalah: teman, sesuatu yang bisa diajak curhat atau sekadar mengobrol. Namun, yang dimaksud sahabat itu adalah sesuatu yang membuat kita merasa dekat dan tidak bisa terpisahkan. Persahabatan yang indah jika dijaga dengan sepenuh hati, berlandaskan keyakinan, niscaya persahabatan ini diberkati oleh Tuhan. dari sisi manfaat dan mudharatnya, persahabatan memiliki manfaat yang lebih baik dibanding berpacaran yang melampaui batas. Namun sayang, tak mudah untuk mencapai predikat sahabat sebenarnya dimata orang lain, apalagi kita yang memiliki karakter yang beragam. Walaupun demikian, kunci yang harus dimiliki oleh setiap orang tersebut adalah:

1. Prinsip.
Prinsip yang baik itu akan melahirkan sesuatu yang baik untuk saling berbagi dan melengkapi. Maka kita harus berusaha untuk menemukan prinsip yang tepat. Caranya? yaitu berpikir apa tujuan hidup kita sebenarnya. Setelah menemukan prinsip yang tepat, kemudian kembangkanlah prinsip itu dalam tindakan dan perilaku kita. Maka mereka akan menilai hal tersebut, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ada.

2. Banyak Bergaul
Akan lebih bagus jika banyak bergaul, namun jangan terlalu percaya diri karena dapat menimbulkan masalah. Sebaiknya tentukanlah teman yang cenderung cocok dengan kita dan bagaimana orang lain bisa dekat dengan kita. Setelah cocok, maka eratkanlah hubungan satu sama lain, niscaya orang lain akan mengerti disaat kita susah dan bahagia disaat kita juga bahagia. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bergaul dengan orang yang baik dan taat. Karena bukan tidak mungkin sifatnya akan menular ke kita, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus menjaga sikap dan perilaku kita.

3. Berbagi kebahagiaan
Sebarkanlah ucapan salam yang menyenangkan dan membuat orang lain juga bahagia.

4. Tidak melakukan hal yang merugikan orang lain.
Hal ini akan menimbulkan putusnya persahabatan. Biasanya jika sudah terjadi, maka susah untuk memaafkan dan meninggalkan luka di hati.

Jadi, tidak sulit 'kan? Namun butuh perjuangan, apalagi di masa remaja, karena masa remaja adalah masa yang labil dan pencarian jati diri. Jika hal ini terus dilakukan dengan tulus, dan penuh keyakinan, bukan tidak mungkin Tuhan akan mengganjar kita dengan surga, tempat yang terbaik untuk para sahabat yang terbaik.

NB: writing original by Nahariyha Dewiwiddie. Repost from FB.

Jumat, 16 Oktober 2015

Lampung, “Rumah Kedua” bagi Orang Jawa

Oktober 16, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
Sumber gambar: anekatempatwisata.com

Waktu pertama kalinya saya menginjakkan kakinya di Lampung, ternyata banyak sekali orang dari suku Jawa yang tinggal di Lampung, terutama di desa tempat saya tinggal, sedangkan suku aslinya yaitu Lampung, agak jarang ditemui, biasanya berpusat pada perkampungan-perkampungan Lampung. Tidak hanya itu, teman-teman di sekolah, kebanyakan berasal dari suku Jawa, dan pernikahan yang dihelat di desa saya (begitu juga dengan di tempat lain di Lampung), kebanyakan menggunakan adat Jawa. Apalagi, ada satu kabupaten yang dinamai dengan bahasa Jawa, yaitu Pringsewu.

Berdasarkan sejarah adanya orang Jawa di Lampung, saya menjadi tahu bahwa kedatangan orang Jawa di Lampung itu terjadi pada zaman penjajahan, bahkan sampai zaman kemerdekaan pun ada saja orang Jawa yang hijrah di Lampung dalam rangka transmigrasi, mencari tempat tinggal baru yang lebih layak.

Tak heran bahwa suku terbesar yang berada di Lampung itu adalah suku Jawa, dengan prosentase sebanyak 62%, mengalahkan poulasi penduduk asli yang hanya berjumlah 27% (sumber: wikipedia). Bagi orang Jawa yang tinggal di Lampung, Lampung adalah “rumah kedua” mereka setelah tanah kelahirannya di Pulau Jawa. Pada hari raya Idul Fitri, mereka rela pulang ke kampung halamannya di Jawa, untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga mereka.

Tidak dapat dipungkiri lagi, sebagai suku bangsa terbanyak di Indonesia, suku Jawa kini telah menyebar ke seantero Nusantara, hampir semuanya provinsi-provinsi di Indonesia terdapat orang Jawa. Bahkan ada juga orang Jawa yang tinggal di luar negeri dengan tujuan tertentu, namun tentu saja dengan menunjukkan ciri khas kedaerahan masing-masing.

Nah, kehadiran suku tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada kemajuan di berbagai bidang. Berkat orang Jawa, kita yang berada di daerah lain, terutama Lampung, dapat mengenal bercocok tanam berupa sistem persawahan, yang dapat menghaslkan makanan pokok rakyat Indonesia berupa beras. Dengan tangan-tangan orang Jawa pula, kita dapat merasakan kemajuan yang berarti, karena pulau Jawa adalah pulau yang berpenduduk terpadat di Indonesia, juga memiliki sumber daya manusia yang baik (karena memiliki universitas yang terbaik di Indonesia). Coba kalian pikirkan sekiranya kalian hidup dengan satu suku bangsa saja, keragaman dan keutamaan di dunia ini tidak akan indah, bukan?

Kamis, 15 Oktober 2015

Masih Bingung Pindah ke Windows 10? Begini Caranya!

Oktober 15, 2015 Nahariyha Dewiwiddie

Halo! Sudah dapat notifikasi windows 10 belum?

Bagi yang sudah dapat, artinya laptopmu udah siap buat pindah ke windows 10. kalau belum, ya sabaar aja. okeee!

Kalau ingin pindah ke Windows 10, gak usah grasa-grusu sampai datangi teknisi IT segala. Saya akan terangkan ya cara pindah windows 10 yang aman, pastinya, gratis tis tis! gak usah butuh biaya banyak untuk beralih ke Windows 10 karena upgrade yang diberikan juga gratis dari Microsoft! #horee

Oiya, ini udah hari kesepuluh lho saya menikmati windows 10. saya pindah ke Windows 10 karena bosan melihat tampilan Windows 7 yang menurut saya sih, terlalu tradisional! Ditambah lagi, saya ingin mencoba fitur-fitur baru yang terdapat di Windows 10. Malah lebih sempurna dibanding Windows 8.

Ya udah, langsung saja, saya bagikan caranya, untuk kalian semua. sekalian "ngajar kecil-kecilan" gratis soal komputer, hehe :D

Pertama, masih punya "hutang" Windows Update belum? kalau belum, selesaikan dengan cara meng-install update yang diminta Windows, sampai selesai. Kalau udah selesai, cepat atau lambat, dapat deh ikon notifikasi windows 10-nya!

Kedua, karena ruang di disk C yang diperlukan untuk upgrade Windows 10 sebesar 16 GB, sebaiknya uninstall hampir semua program-program yang ada di windows lama. nah sebelum itu, unduh file instalasinya terus simpan aja di disk D atau disk yang lainnya. Jangan lupa, copot antivirus dari pihak ketiga, kayak SM*D*V gitu...

Ketiga, setelah uninstall, cek aja di disk C, apakah masih cukup? jika belum, bersihkanlah sampah-sampah disk C lewat Disk Cleanup dan CC Cleaner. Jangan lupa, pindahin file yang biasa simpan di disk C di disk lain. hapus yang gak perlu di Recycle Bin! Lakukanlah terus sampai ruang disk C yang akan dibutuhkan, dipenuhi (sampai 16 GB atau lebih)

Keempat, siapin kuota yang banyaak untuk melakukan upgrade windows 10. Kalian tahu mengapa demikian? File yang diunduh ukurannya besaar sekali, biasanya sih 2 GB keatas. nah saya file windows 10 yang akan diunduh itu, sebesar 2,5 GB. Kalau kurang, beli paketnya ya! Kalau saya sih pakai kartu modem Ind*s*t, beli kuota 9.5 GB dengan harga 100ribuan. untuk provider yang lain, ya tergantung kalian cara langganan bagaimana. Usahakan bisa mencukupi buat upgrade Windows 10!

Kelima, kalau sudah siap, klik Windows Update, upgrade windows 10, lalu unduh deh! Prosesnya lumayan lama, makan waktu satu jam lebiih. Kalau sudah, di-restart, kemudian installing update, lalu hidupkan lagi secara otomatis, restart lagi dan upgrading, dan setelah itu, disinilah proses install windows 10-nya dimulai! Kalian tunggu aja sampai selesai!

Keenam, setelah di-upgrade, kalian akan melihat tampilan windows yang berganti jadi windows 10 di PC kalian, silakan diatur dan meng-install kembali program sesuai keinginan kalian.

okelah, demikianlah tulisan sederhana saya bagaimana cara pindah ke windows 10. Semoga bermanfaat.

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

Kehabisan Ide untuk Menulis? Begini Caranya!

Oktober 15, 2015 Nahariyha Dewiwiddie
sumber gambar: viva.co.id

Terkadang, untuk menemukan ide untuk menulis itu seringkali sudah “dicuri” oleh orang lain yang telah lebih dulu menulis. Susah untuk menulis sesuai dengan passion yang dimiliki, apalagi topik “rame” yang tidak semua orang tertarik untuk menuangkan ke dalam kata-kata.
Inilah yang sering dialami oleh saya, saya sudah berusaha untuk merangkai kata-kata yang baik, namun apadaya pembacanya sedikit sekali, mungkin idenya sudah sering dibahas oleh orang lain, maupun, mungkin waktu posting-nya yang salah.

Nah, daripada pusing mikirin ide yang gak jelas, mending saya ajak Anda untuk berbagi tips, biar Anda konsisten menulis dengan ide-ide yang lebih segar:

1. Carilah kabar teraktual, biasanya acara TV terbaru, film terbaru, dan sebagainya. Ketika saya tahu kabar tentang acara “Kangen OVJ” di televisi, saya cepat-cepat beritahu ke netizen lewat menulis di Kompasiana, alhamdulillah respon pembacanya cukup baik, sudah dibaca ratusan orang, dan di-share 50x ke status Facebook!!!

2. Membaca berita/ide yang sudah ada (bahkan berita terkini), dan berpikirlah opininya dengan cara menghubungkan dengan ide lain yang serupa, maupun cara “out the box”. Nah, saya menghubungkan berita tentang izin RCTI yang akan dicabut oleh KPI, dan ide tentang nasib program RCTI saya dapat lewat berpikir sendiri. Berpikir tentang masa depan. Tidak disangka, artikel pertama saya di tahun 2015 ini masuk ke dalam jajaran HL dan dibaca ribuan orang, padahal artikel saya akan dinilai biasa saja.

3. Jalan-jalan di tempat yang baru, mencari ide dan tempat yang belum diekspos media, juga berbagi pengalaman yang unik dan baru. Banyak tempat di Indonesia dan di luar negeri, baik di sudut jalan, maupun tempat wisata yang tersembunyi dan belum dikenal banyak orang. Juga even menarik yang ingin diliput setelah kita mengetahui kabarnya. Ini merupakan tantangan bagi pengunjung, untuk berbagi pengalaman mereka, dan melaporkan tempat-tempat yang unik dan menarik.

4. Mengobrol dengan orang lain. Terkadang setelah mengobrol dengan orang lain, saya dapat ide baru dalam menulis. Dan inilah yang terjadi setelah saya mengobrol dengan adik kelas saya, akhirnya saya terinspirasi untuk menulis tentang mengurus beasiswa.

Nah, itulah tips dari saya, semoga bermanfaat dan tetap konsisten dalam menulis!

Salam hangat!

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini