Lampung
tidak dilintasi GMT? Ya sudahlah. Apa saya berkesempatan untuk melihat gerhana
lagi? Bisa kok, sangaaat bisa! Kan Lampung letaknya di bawah daerah yang
terkena GMT. Hanya saja disini, yang terjadi adalah gerhana matahari sebagian,
dimana bulan menutupi matahari kira-kira sebesar 90 persen.
Karena kebanyakan masyarakat melihat berita gerhana lewat televisi, pasti
masyarakat pada cuek aja, gak lihat gerhana matahari. “Eh disini kalau gak
dilintasi GMT, kita tak bisa lihat gerhana!”. Sebenarnya, itu salaaah besar!
Gak ada yang mustahil kok, pada dasarnya semua daerah di Indonesia punya
kesempatan yang sama untuk melihat gerhana matahari. Cuma, hanya di
daerah-daerah tertentu aja yang mengalami gerhana matahari secara total. Selain
itu, hanya sebagian dengan prosentase bulan menutupi matahari, tergantung
lokasinya sih, berbeda-beda. Jakarta, ibukota Indonesia aja yang dekat Lampung,
bisa kok matahari di sana terkena bulan!
Bagi kalian yang mau lihat gerhana matahari, sebaiknya pakai aja kacamata gerhana,
agar tidak merusak mata dan menjadi buta. Bukankah mata adalah indra yang wajib
kita syukuri? Tapi masalahnya, hanya tersedia di daerah-daerah tertentu yang
dilewati GMT. Di sini, mana adaaaa? Kalau punya anggaran lebih, bisa kok beli
secara online, hehe :D. Tapi belinya jauh-jauh hari ya!
Ya sudah kalau begitu. Langsung menyerah ya gak lihat gerhana? Iyaaa gak laah!Ada cara
lain untuk bisa menikmati gerhana matahari. Yaitu menggunakan pinhole atau
kamera lubang jarum. Kita bisa membuat sendiri kok di rumah, dengan bahan-bahan
yang tersedia di sekitar kita. Kalau bahan-bahan ternyata gak ada, ganti aja
yang ada, simpel aja kok!
Beruntung, tadi pagi saya sempatkan menonton acara di Kompas TV tentang cara
membuat kamera lubang jarum. Yaa sudah lama saya ingin buat, bahkan dari
beberapa hari sebelumnya, tapi masa’ lihat youtube demi buat kamera itu?
Borosin kuota. Mending ikutin tata caranya di TV itu. sederhana sekali buatnya
bukan?
Selepas saya menonton itu, langsung saya cari bahan-bahannya. Ada kok bahan
yang didapat dari minta ke tetangga. Selebihnya, ada kok di rumah! bahan-bahan
yang disiapkan untuk membuat kamera lubang jarum ini adalah:
* Kardus bekas
* Alumunium foil (ganti aja dengan kertas rokok berwarna perak, simple ‘kan?)
* Cutter (saya pakai pisau dapur)
* Kertas HVS, dipotong sesuai ukuran kardus (pakai aja kertas HVS di Notebook
kecil)
* Selotip atau lakban
*Jarum (saya pakai jarum pentul yaa)
Caranya adalaaaah:
1. Lubangi salah satu sisi kardus yang panjaaang itu, secukupnya aja, yang
penting cukup buat melihat bayangan dari dalam kardus
2. Di salah satu sisi kardus yang pendek, lubangi. Nah, tempat inilah yang
bakal ditempel alumunium foil dengan lakban. Dan bagian tersebut akan
dihadapkan ke matahari, nantinya.
3. Di sisi lainnya, gak usah dilubangi yaa, cukup tempelkan kertas HVS putih
pakai lakban juga, di dalam kardus itu, sebagai tempat untuk menangkap bayangan
matahari melalui lubang jarum.
4. Habis itu, gimana? Tutup aja atasnya dengan lakban, biar kedap cahaya
gituuu.
5. Terakhir, lubangi sisi yang ditempel alumunium foil, dengan jarum. Gak usah
terlalu besar kok, cukuup selebar lubang jarum
Taraa, akhirnya Kamera Lubang Jarum sudah jadiii!
Tesss... Tesss...
Buat kamera lubang jarum, sudah. Sekarang, bagaimana cara tesnya, ya?
Oke. Kali ini saya hadapkan ke matahari, waktu itu sih sekitar jam sepuluh
pagi, jadi saya harus membelakangi matahari ke barat biar kesehatan mata
terjaga. Habis dapat sinarnya, lalu lihat bayangan yang menembus lubang lewat
samping kardus yang saya bolongin. Ternyata, BISA! Terus saya tutup aja
lubangnya, jadi bayangan tak bisa lihat. Buka lagi, bayangannya nembus juga!
Okelah, pinhole saya sudah siap buat lihat gerhana matahari besok. Selamat
menikmati gerhana matahari, ya, Indonesiakuuu!
Salam hangat dan sampai jumpa lagi!
Selasa, 08 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar