Minggu, 04 Juni 2017

Tagged Under:

Resensi Buku School of Skills: Menjadi Penulis Konten yang "Ahsanu Amala"

Share
Sewaktu saya berada di Palembang, tepatnya di toko buku Gramedia World, mama saya merekomendasikan untuk membeli buku yang pas untuk hobiku. Judulnya, "School of Skills: Menulis untuk Kehidupan Dunia dan Akhirat".

Dan, ketika saya membaca buku--yang notabenenya adalah buku motivasi untuk berdakwah--diriku merasa mendapatkan banyak pelajaran berharga, yang tentunya berguna saat mengarungi dunia kepenulisan di masa depan.

Salah satunya, kita diperintahkan, dalam limit waktu yang terbatas ini, untuk menulis yang ahsanu amala, bukan aktsaru amala, karena sesuatu yang berkualitas, tentu tulisannya akan "berdaya ledak tinggi!" (hal.57). Apalagi kita dituntut untuk mengisi waktunya dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat.
"Jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebaikan, niscaya engkau akan disibukkan dengan keburukan"

Nah, dalam menulis, tentunya tulisan yang kita hasilkan harus berilmiah, juga dipertanggungjawabkan secara ilahiyah. Pilihlah yang terbaik, dan pastikan, materi tulisan kita tidak melanggar syariat.
"Kita harus sangat berhati-hati jika tulisan kita menjadi inspirasi keburukan orang lain. Karena bisa menjadi dosa jariyah yang tak pernah berhenti. Ngeri. Astaghfirullah."

Lalu pesan dari Imam Syafi'i rahimahullah yang harus diingat ketika menuntut ilmu, baik agama maupun dunia, yang berjumlah enam perkara.
"Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali enam perkara, yaitu kecerdasan, gemar belajar, bersungguh-sungguh, memiliki biaya, bergaul dengan guru, dan perlu waktu lama" (hal.30)

Selanjutnya, saya tahu, pelajaran yang diambil dari kisah Sayyidah Nafisah (hal 21-22). Beliau adalah seorang wanita shalihah yang pandai memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan keimanan, dan hal itulah yang mendorongnya untuk berdakwah di jalan Allah. Berkat kesungguhan dalam kebaikan, beliau diwafatkan dalam keadaan berpuasa, di bulan suci Ramadan pula! Subhanallaaah...

Kemudian, tentang membaca yang dibahas dalam bab "Paradigma Membaca". Sayangnya, banyak orang yang punya banyak koleksi buku, namun tak menghasilkan apa-apa selain uang. Jadi, kalau kita ingin kegiatan membaca kita berbuah karya, lihatlah Imam Syafi'i yang menjadikan buku sebagai pemantik ide menulisnya. Beliau masuk perpustakaan dan ketika keluar dari perpustakaan, beliau telah membuat karya baru, bukan copas skripsi!

Lalu, setelah itu, barulah kita mengolah ide menjadi sebuah tulisan. Di buku ini, Pak Shol menjelaskannya melalui filosofi "Menulis Selezat Memasak". Lima langkah tersebut antara lain:
1). Memiliki gagasan yang bersih, segar dan cemerlang
2). Mencari sumber yang bersih, halal dan segar
3). Mengolahnya dengan resep khas dan cerdas
4). Mencicipi dengan hati yang jernih dan lidah yang fasih
5). Menyajikannya dengan indah dan mulia.

Tentunya, kita menulis tentunya dijadikan sebagai tarbiyah diri sendiri, memaknai setiap peristiwa sebagai muhasabah diri.

Dan, masih banyak hal-hal lain yang tentunya, tak bisa kujelaskan semuanya.

Penasaran? Yuk, miliki bukunya, dan rasakan efek motivasi yang akan membakar semangat menulismu!

KETERANGAN BUKU:

Judul Buku: School of Skills
Penulis: Solikhin Abu Izzuddin
Penerbit: Pustaka Ikadi
Tahun Terbit: 2015
Jumlah halaman: 218 halaman


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini